NASEHAT BIJAK BAGI ANAK DI ZAMAN NOW

Seorang bapak yang bijak pernah menasehati anaknya, dan nasehatnya ini layak ditulis dengan tinta emas :

Wahai ‘nak,

Sesungguhnya Google, Facebook, Twitter, WhatsApp dan media sosial lainnya itu adalah samudera yang dalam, banyak orang yang akhlaqnya tenggelam (binasa) di dalamnya… dan akal mereka pun juga karam di dalamnya…

(Tak pandang usia) Ada yang muda, dan ada pula yang telah beruban (tua)…

Gelombangnya telah menelan rasa malu para gadis yang masih perawan, dan banyak akhlak hancur di dalamnya…  Maka itu, berhati-hatilah menyelam ke dalamnya…

Jadilah engkau seperti lebah, yang hanya berhenti pada laman-laman (pages situs) yang baik, ambillah manfaatnya untuk dirimu pertama kali, baru kemudian untuk orang lain…

Wahai ‘nak…

Janganlah kau seperti lalat yang hinggap di segala sesuatu, yang jelek maupun yang baik,sehingga menyebarkan penyakit tanpa disadari…

Wahai ‘nak…

Sesunggunya internet itu seperti pasar yang besar, tidak ada seorangpun yang menjajakan produknya dengan gratis!! Semuanya ingin bayaran!

Diantara mereka ada yang menginginkan kerusakan akhlak sebagai bayaran atas jualannya!!

Diantara mereka ada yang ingin mempromosikan pemikiran-pemikiran yang penuh kerancuan!!

Diantara mereka ada para pencari ketenaran..!! Meski ada pula yang ingin melakukan perbaikan (mushlihûn)..!!

Janganlah membeli sampai kau benar-benar memeriksa barang jualan mereka dengan baik…!!!

Wahai ‘nak…

Hati-hatilah engkau dari membuka suatu link (alamat situs), karena sebagian isinya adalah jebakan dan perangkap, keburukan yang besar, hack (retas) dan cracking (peretasan), serta attack (penyerangan) dan perusakan.

Wahai ‘nak…

Berhati-hatilah di dalam menyebarkan kelakar dan isu (berita yang tak pasti), dan waspadai aktivitas copy paste dalam perkara haram…

Ketahuilah bahwa perkara yang kau perdagangkan ini, ada yang jelek dan baik, karena itu pilihlah barang daganganmu sebelum kau menawarkannya, karena pembeli (sering kali membeli) tanpa meminta pertimbangan…

Wahai ‘nak…

Sebelum engkau berkomentar atau turut serta (dalam diskusi), maka pikirkan dulu apakah hal itu bakal diridhai Allah ataukah malah dimurkai-Nya…

Wahai ‘nak…

Jangan pernah mengandalkan persahabatan yang kau sendiri belum pernah melihatnya dengan matamu…

Jangan menilai seseorang dari apa yang mereka tulis…

Karena mereka ini adalah orang-orang yang tersamar (tidak diketahui pasti identitasnya)!!

Foto-foto mereka pun hasil ‘edit’an..!!

Akhlaq-akhaq bagus mereka hanya rekaan saja..!!

Perkataan mereka hanya hiasan saja!!

Mereka megenakan topeng-topeng (kepalsuan)..!!

Mereka berdusta dengan pura-pura jujur..!!

Betapa banyak orang yang (menampakkan) agama namun dia ternyata orang yang paling pandir..!!

Betapa banyak orang yang menampakkan keindahan namun ternyata dia orang yang paling buruk..!!

Betapa banyak orang yang menampakkan kedermawanan namun ternyata dia orang yang paling bakhil (pelit)..!!

Betapa banyak orang yang menampakkan keberanian namun ternyata dia orang yang paling pengecut..!!

Kecuali yang dirahmati Allah. Karena itu jadilah orang yang dirahmati Allah.

Wahai ‘nak

Berhati-hatilah dari nama-nama samaran.. karena sesungguhnya pelakunya (yang menggunakan nama samaran) sebenarnya tidak percaya dengan diri mereka sendiri…

Karena itu janganlah kau mempercayai orang yang tidak percaya dengan diri mereka sendiri…

Jauhilah pula menggunakan nama samaran, karena sesungguhnya Allah itu Maha Mengetahui segala yang dirahasiakan dan yang disembunyikan…

Wahai ‘nak…

Tidak usah kau membalas celaan orang yang mencelamu, karena dirimu adalah gambaran dirimu sendiri dan dia adalah gambaran dirinya sendiri… kau merefleksikan akhlakmu sendiri bukan akhlaknya…

Karena setiap wadah itu menumpahkan apa yang ada di dalamnya…

Wahai ‘nak…

Seleksilah apa yang hendak kau tulis…

Karena sejatinya kau menulis dan malaikat pun juga menulis (baca : mencatat amalmu), serta Allah berada di atas seluruh hamba-Nya memperhitungkan (menghisab) dan mengawasi…

Wahai ‘nak…

Sesungguhnya yang paling kutakutkan darimu pada saat berada di samudera internet yang mengerikan ini adalah, kau menyaksikan keharaman dan gambar-gambar tidak senonoh (fajir) lagi menyimpang…

Apabila kau dapati dirimu mampu melewati (menghindari) perkara-perkara yang haram ini, maka ambillah manfaat dari internet ini untuk membantu dirimu dan saling menjalin hubungan dengan perkumpulanmu, serta sebarluaskan agamamu..

Apabila kau memandang dirimu malah dapat jatuh berkubang ke dalam kotoran perbuatan haram, maka larilah menjauh dari dunia internet sebagaimana kau berlari menghindar dari anjing hutan yang ganas, karena neraka bisa menjadi tempat kediamanmu kelak dan musuhmu kan menjadi tuanmu…

Wahai ‘nak…

Sesungguhnya diantara jalan masuk utama syaithan (di dalam memalingkan manusia) adalah kelalaian dan syahwat, dan keduanya ini adalah pilarnya internet…

Ketahuilah nak, sesungguhnya internet ini diciptakan bukanlah untuk membuatmu lalai, namun untuk melayanimu… karena itu jadikan internet sebagai pelayanmu dan jangan malah kau jadikan dirimu sebagai pelayan bagi internet… bangunlah (kreasi) dengan internet dan jangan malah menjadikan internet sebagai sesuatu yang malah menghancurkanmu…

Dan jadikanlah internet sebagai hujjah yang akan menyokongmu kelak, bukan malah yang memusuhimu..!!

Kita memohon kepada Allah hidayah dan taufiq-Nya…

Dialihbahasakan oleh @abinyasalma

Dari naskah yang dikirim oleh Ust Ali Hasan Bawazir di grup Multaqô ad-Du’ât

Naskah arabic silakan buka page 2

Baca selengkapnya