Untukmu yang Berbahagia! (Bag. I)

Nikmat yang manakah lagi yang akan kita dustakan…

Ketika pernikahan indah terdengar, degup jantung yang kian berbunga.. Mentari bersinar, tersenyum menyambut hari bahagia. Tiada kebahagiaan kecuali hari itu.. Sungguh.. nikmat yang manakah lagi yang akan kita dustakan?

 

وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً ۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.” [QS. Ar Rum: 21].

Inilah salah satu nikmat dan anugerah yang diberikan oleh Allah untuk hamba-hamba-Nya yang wanita, juga hamba-hamba-Nya yang laki-laki. Bagaimana bisa terjalin kasih sayang, rasa saling mencintai dan memiliki diantara seorang laki-laki dan wanita yang sebelumnya sama sekali tidak saling mengenal, bahkan tak pernah terbersit dalam pikiran. Demikianlah dijadikannya tanda kekuasaan Allah sebagaimana yang disebutkan dalam ayat di atas.

Bukankah ini adalah nikmat yang harus kita syukuri? Meski terkadang senyum yang berkembang, sarat mutiara-mutiara bening yang berlinangan. Namun, inilah nikmat yang patut kita syukuri, karena begitu banyak saudari kita di luar sana yang telah sekian lama menanti sebagaimana penantian kita selama ini, namun jodoh belum kunjung menjemputnya. Atau saudari-saudari kita yang harus kehilangan atau berpisah dengan suaminya. Sedangkan kini.. Allah sedang menganugerahi kita seorang suami yang telah dipilihkan-Nya untuk kita. Terlebih jika ia adalah seorang yang shalih dan taat beragama lagi berakhlak mulia. Maka nikmat yang manakah lagi yang akan kita dustakan? Maka bersyukurlah!

 

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ

“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; ‘Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya adzab-Ku sangat pedih’”. [QS Ibrahim: 7].

 

Dialah orang baik itu…

Saudariku yang kucintai karena Allah…

Yakinkanlah pada dirimu bahwa dialah laki-laki terbaik yang telah Allah siapkan untukmu. Meski dia asing bagimu.. setelah perjanjian suci itu semua akan berubah.. Kewajiban dan hak akan berpindah. Dan kini dialah, orang asing itu yang wajib engkau taati perintahnya dan lebih berhak untuk engkau penuhi hak-haknya di atas orang tuamu. Dialah orang asing yang engkau harus segera mengenalnya.. meski itu tak semudah membaca deskripsi dalam surat ta’arufnya.

Mungkin engkau akan mendapati dirinya bukanlah orang yang romantis yang pandai merangkai kata-kata manis atau dia bukanlah orang yang pandai bergaul dan bersosialisasi dengan keluargamu. Namun ingat dan yakinlah.. dia adalah orang baik yang terbaik untukmu.. mungkin dibalik kaku dan diamnya tersembunyi jiwa yang bersahaja yang mengagumkan.. Karena setiap sesuatu tentulah ada kelebihan dan kekurangannya, jika tidak mungkinkah kiranya gaharu itu menyebarkan wanginya tanpa asap?

 

Dia yang wajib dipenuhi hak-haknya…

Engkaulah istri idaman yang ia nantikan selama ini.. istri idaman yang akan menyenangkan hati dan menenteramkan jiwanya.

Oleh karena itu, senangkanlah hatinya dengan mentaatinya dalam kebaikan dan menjaga hak-haknya dan berusahalah untuk tidak membuatnya kecewa dalam menunaikannya. Karena engkau adalah seorang istri shalihah yang ia idamkan selama ini, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,

 

إِذَا صَلَّتْ الْمَرْأَةُ خَمْسَهَا، وَصَامَتْ شَهْرَهَا، وَحَفِظَتْ فَرْجَهَا، وَأَطَاعَتْ زَوْجَهَا؛ قِيلَ لَهَا ادْخُلِي الْجَنَّةَ مِنْ أَيِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ شِئْتِ

Jika seorang wanita menunaikan shalat lima waktu, berpuasa di bulan Ramadhan, menjaga kemaluannya dan menaati suaminya; niscaya akan dikatakan padanya: “Masuklah ke dalam surga dari pintu manapun yang kau mau”. [HR. Ahmad dari Abdurrahman bin ‘Auf radhiyallahu’anhu dan dinyatakan hasan oleh Syaikh al-Albany].

Engkaulah wanita shalihah yang akan selalu menjaga diri dan kehormatan suami sebagaimana firman Allah Ta’ala,

فَالصَّالِحَاتُ قَانِتَاتٌ حَافِظَاتٌ لِلْغَيْبِ

Maka wanita yang shalihah adalah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri  ketika suaminya tidak ada” (Q.S An-Nisa’: 34).

 

(Bersambung, in sya Allah)

 

——

Penulis: Rinautami Ardi Putri

Murojaah: Ustadz Sa’id Abu Ukasyah

Artikel www.muslimah.or.id

 

Baca selengkapnya