Jamak Takhir, Mana Shalat yang Didahulukan?

Jamak Takhir, Mana yang Didahulukan?

Apakah ketika jamak ta’khir harus memperhatikan urutan shalat? Misalnya ketika safar mau jama’ ta’khir dhuhur dan ‘ashar, apa harus mendahulukan shalat dhuhur dulu, baru disusul shalat ‘ashar? Terima kasih

Jawab:

Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, wa ba’du,

Seperti yang kita pahami, men-jamak ada yang taqdim dan ada yang takhir.

Untuk jamak taqdim sebagian menegaskan bahwa ulama sepakat harus sesuai urutan. Sehingga mereka yang menjamak shalat dzuhur dengan asar di waktu dzuhur, harus mendzahulukan dzuhur sebelum asar.

An-Nawawi menyebutkan,

قال الشافعي والاصحاب إذا اراد المسافر الجمع في وقت الاولي اشترط لصحته ثلاثة امور احدها الترتيب فيجب تقديم الاولي لان الثانية تابعة لها فوجب تقديم المتبوع ولان النبي صلي الله عليه وسلم جمع هكذا وقال صلى الله عليه وسلم ” صلوا كما رأيتموني أصلي ” فلو بدأ بالثانية لم يصح وتجب اعادتها بفعل الاولي جامعا

Imam as-Syafii dan para ulama Syafiiyah mengatakan, apabila seorang musafir melakukan jamak di waktu yang pertama, ada 3 syarat agar jamaknya sah. yang pertama, tertib (sesuai urutan shalat). Wajib mendahulukan shalat yang pertama, karena shalat yang kedua sifatnya mengikuti, sehingga harus mendahulukan yang diikuti.

Dan karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan jamak taqdim seperti ini, dan beliau bersabda, “Lakukanlah shalat sebagaimana kalian melihatku shalat.” Jika dia mulai dengan shalat yang kedua, maka tidak sah shalatnya, dan wajib diulangi dengan mengerjakan shalat pertama (al-Majmu’, 4/374).

Sementara untuk jamak takhir, apakah harus dikerjakan berurutan sesuai urutan shalat?

Ulama berbeda pendapat dalam masalah ini.

[1] Jumhur ulama berpendapat, wajib dilakukan sesuai urutan shalat.

Sehingga jamak takhir dzuhur dengan asar di waktu asar, harus mendahulukan dzuhur baru kemudian shalat asar.

Dalam Fatwa Lajnah dinyatakan,

يجب في حال الجمع الترتيب، بحيث يصلي الظهر أولًا، ثم يصلي العصر، ويصلي المغرب أولًا، ثم يصلي العشاء، سواء كان جمعه جمع تقديم أو تأخير

Wajib tertib ketika jamak.. dimana dia shalat dzuhur dulu, kemudian shalat asar. Dia shalat maghrib dulu, kemudian shalat isya. Baik jamak taqdim maupun jamak takhir. (Fatwa Lajnah Daimah, no. 425).

Keterangan yang lain disampaikan Ibnu Utsaimin,

يشترط الترتيب؛ بأن يبدأ بالأولى ثم بالثانية؛ لأن النبي صلى الله عليه وسلم قال: ((صلُّوا كما رأيتموني أصلي))، ولأن الشرع جاء بترتيب الأوقات في الصلوات

Disyaratkan harus tertib, dimulai dengan shalat yang pertama kemudian shalat yang kedua. Karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Lakukanlah shalat sebagaimana kalian melihatku shalat.’ Karena syariat mengajarkan urutan waktu dalam shalat.

[2] Jamak takhir tidak wajib tertib sesuai urutan shalat. Artinya, boleh saja dikerjakan tanpa memperhatikan urutan shalat. Ini merupakan pendapat Syafiiyah.

Abdurrahman al-Jaziri menyebutkan pendapat Syafiiyah

أما الترتيب والموالاة بين الصلاتين في جمع التأخير فهو مسنون وليس بشرط

Tertib dan muwalah (berkelanjutan) ketika mengerjakan kedua shalat dalam jamak takhir hukumnya anjuran dan bukan syarat. (al-Fiqh ala al-Madzahib al-Arba’ah, 1/441)

Diantara dalil yang mendukung hal ini adalah hadis yang menceritakan tentang jamak ketika peristiwa perang Khandaq,

إن المشركين شغلوا النبي صلى الله عليه وسلم عن أربع صلوات يوم الخندق، فأمر بلالاً فأذن ثم أقام فصلى الظهر، ثم أقام فصلى العصر، ثم أقام فصلى المغرب، ثم أقام فصلى العشاء

Kaum musyrikin membuat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak bisa mengerjakan shalat 4 waktu ketika perang Khandaq. Lalu beliau perintahkan Bilal untuk adzan, kemudian iqamah lalu shalat dzuhur, kemudian iqamah lagi lalu shalat asar, kemudian iqamah lagi lalu shalat maghrib, kemudian iqamah lagi lalu shalat isya. (HR. Ahmad 3555, Nasai 669 dan dihasankan Syuaib al-Arnauth)

Demikian, Allahu a’lam..

Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina Konsultasisyariah.com)

Anda bisa membaca artikel ini melalui aplikasi Tanya Ustadz untuk Android.
Download Sekarang !!

KonsultasiSyariah.com didukung oleh Zahir Accounting Software Akuntansi Terbaik di Indonesia.

Dukung Yufid dengan menjadi SPONSOR dan DONATUR.

  • SPONSOR hubungi: 081 326 333 328
  • DONASI hubungi: 087 882 888 727
  • REKENING DONASI : BNI SYARIAH 0381346658 / BANK SYARIAH MANDIRI 7086882242 a.n. YAYASAN YUFID NETWORK

Baca selengkapnya